Rudal-rudal lama rusia yang masih menggunakan bahan bakar padat mungkin akan kesulitan menembus sistem pertahanan rudal terbaru as. Roket berbahan bakar padat memiliki kelemahan, yakni sekali bahan bakar dibakar, maka seluruh cadangan bahan bakar akan terbakar habis tanpa bisa dihentikan. Dengan demikian bahan bakar cair akan lebih efisien karena pasokan bahan bakar bisa diatur menggunakan pipa dan system katup sehingga tenaga dorongan roket bisa diubah yang artinya roket akan memiliki kemampuan manuver yang baik.
Icbm baru ini akan menggantikan rudal jenis icbm lama yang mana NATO menyebutnya Rudal Setan ( SS-18 SATAN ). Adapun kemampuan rudal baru itu sama mengerikannya dengan yang lama, yaitu memiliki kemampuan mengangkut 10 hulu ledak nuklir dengan jarak jelajah maksimum 11.000 km. Pengembangan rudal icbm tersebut ada kaitannya dengan hubungan Rusia dengan AS yang kurang mesra akhir-akhir ini akibat dari rencana AS dan NATO yang ngotot membangun sistem perisai rudal di Eropa. Dengan demikian rusia merasa terancam dengan system pertahanan tersebut, sementara AS dan NATO bersikeras system tersebut tidak ditunjukan kepada Rusia tetapi untuk menangkis serangan rudal dari negara-negara nakal semacam Iran.
Alasan tersebut serentak dibalas bahwa menurut Karakayev, Iran belum memiliki tekhnologi maupun potensi untuk membuat rudal-rudal balistik. Meski ada beberapa berita atau laporan yang mana iran telah menguji cobakan rudal ICBM , namun SMF meragukan bahwa rudal-rudal Iran tersebut memiliki jelajah efektif hingga Eropa.
Rusia masih merencanakan system control rudal balistik generasi keempat (4G) mulai tahun depan. Sistem control baru ini akan disebar di seluruh pos komando baik itu tempat peluncuran tetap hingga fasilitas peluncuran mobil. Sistem control generasi baru ini dirancang khusus untuk memastikan kendali yang lebih canggih bagi rudal-rudal nuklir generasi baru milik Rusia.
Daftar ICBM milik rusia :
R-36. Icbm range 10,200-15,200 km
rt-23 molodets (ss-24 scalpel). Icbm range 10,000 – 11,000 km
rt-2pm topol (ss-25 / sickle). Mobile icbm range 10,500 km
rt-2utth topol m (ss-27). Icbm range 11,000 km
r-13 (ss-n-4) – slbm. Range 600 km.
R-21 (ss-n-5) – slbm. Range 1,450 km
r-27 (ss-n-6) – slbm. Range 2,400-3,000 km.
R-29 (ss-n-8) – slbm.
R-31 (ss-n-17) – slbm.
R-39 (ss-n-20) – slbm. Range 8,250 km
ss-n-23 – slbm.
Ss-nx-30 – slbm.
Rsd-10 pioneer – irbm range 5,500 km.
Mr-ur-100 sotka – icbm range 10,250 – 10,320 km.
Ur-100 – icbm range 10,600 km.
Ur-100n – icbm range 10,000 km.
Dalam peluncuran rudal antar benua, ada 3 fase utama:
1. Boost Phase. Fase dimana rudal meluncur dengan dorongan mesin roket, ketinggian tergantung jarak tempuh rudal, untuk ICBM, bisa mencapai 400 Km.
2. Mid-course Phase. Fase dimana rudal berada di luar atmosfir bumi, pada fase ini, rudal melepaskan Reentry Vehicle (RV) yg dimiliki ke target-target yang sudah ditentukan.
3. Re-entry Phase. Fase dimana RV memasuki atmosfir, rata-rata dari ketinggian 100 Km. Kecepatan rata-rata 4 km / detik.
1. Boost Phase. Fase dimana rudal meluncur dengan dorongan mesin roket, ketinggian tergantung jarak tempuh rudal, untuk ICBM, bisa mencapai 400 Km.
2. Mid-course Phase. Fase dimana rudal berada di luar atmosfir bumi, pada fase ini, rudal melepaskan Reentry Vehicle (RV) yg dimiliki ke target-target yang sudah ditentukan.
3. Re-entry Phase. Fase dimana RV memasuki atmosfir, rata-rata dari ketinggian 100 Km. Kecepatan rata-rata 4 km / detik.
0 komentar:
Posting Komentar